Wednesday, December 19, 2012

Bangga Jadi Peyempuan Karena...

Aku bangga jadi peyempuan karena....

Dilahirkan dari rahim seorang peyempuan
Peyempuan yang kita panggil dengan sebutan: Ibu, Mama, Emak, Bunda, Bundo, Ina, Mom dll
Apapun sebutannya dia adalah seorang peyempuan

Peyempuan yang siap mempertaruhkan nyawanya
Demi melahirkan satu kehidupan baru di muka bumi

Pada peyempuanlah Tuhan menitipkan rahim
Pada peyempuanlah terdapat surga
Tak ada yang menyanggah: "Surga berada di telapak kaki Ibu"
Kita juga mengenal adanya "Hari Ibu", lantas kenapa kita tak bangga?

Bukankah sahabat Rasul pernah bertanya: "Siapa yg berhak aku layani sebaik mungkin?"
Beliau menjawab "Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu"

Kita juga mengenal istilah : "Peyempuan adalah tiangnya negara"
Iya, banyak sejarah yang menunjukkan runtuhnya suatu negara karena peyempuan
Bagaimana sebuah kerajaan berperang karena peyempuan
Bagaimana sebuah kerajaan hancur karena peyempuan.

Peyempuan adalah perhiasan,
Tanpa peyempuan maka reduplah dunia
Apalah arti Romeo tanpa Juliet?
Apalah Arti Mars tanpa Venus?

Pada peyempuanlah Tuhan menitipkan kelembutan dan kasih sayang-Nya
Tuhan telah menganugerahkan perasaan yang lebih dominan kepada peyempuan
Namun bukan berarti peyempuan tak berlogika

Peyempuan memang lebih mudah tersentuh
Peyempuan memang lebih mudah menangis

Peyempuan memang seringkali diam dan berdusta tentang hatinya
"Aku gak apa-apa" padahal sesungguhnya ada apa-apa
Masih bisa tersenyum walau hatinya terluka
Bisa mencintai orang lain melebihi dirinya sendiri
Mampu bertahan pada orang yang ia cintai walau (mungkin) lebih banyak derita dalam cerita cintanya

Peyempuan juga mempunyai hati yang peka pada orang-orang ia cintai sepenuh hati
Ia akan mendapat firasat jika pasangannya berbuat sesuatu yang negatif (selingkuh)
atau saat pasangannya dalam marabahaya

Peyempuan itu kuat!
Mau bukti? Dibanyak keluarga, saat ayah lebih dulu meninggal. Ibu kadang memilih / tahan untuk tidak menikah, Ibu memilih / tahan untuk sendiri.
Ibu mampu membesarkan anak-anaknya dengan usaha dan peluhnya dalam kesendirian.
Ibu mampu menjalankan biduk rumah tangga meski sang kapten telah tiada.

Sejarah telah membuktikan bahwa peran peyempuan tidak bisa dipandang sebelah mata
Hawa, Mariam, Khadijah, Fatimah, Aisyah, Ibu Teresha, Ratu Elizabeth
Cut Nyak Dien, R.A Kartini, Sry Muliyani dan masih banyak peyempuan lainnya yang peyemp tidak sebutkan.

Aku bangga jadi peyempuan, kalo kamu?








9 comments: