Tuesday, December 18, 2012

Peyempuan Cemas

Purnama ke-tujuh telah pergi meninggalkan Bulan
Menelan penerang jiwa, menjajikan kegelapan
Gemerincing lonceng sang penjaga malam menohok kesendirian
Dikhusyukan oleh desiran hymne dedaunan

Berlapis langit mendung menyelimuti jiwa
Berhias kecemasan, kesedihan dan air mata
Kesunyian dan rindu telah menikam dada
Membunuh kehangatan diatas dinginnya rasa 

Malaikat menghampiri dengan sayap-sayap birunya 
Tersenyum, mengitarinya dengan butiran emas membasuh luka
Aroma wangi surgawi merasuki setiap aliran darah
Mencekik perasaan jahat yang menyelimuti jantungnya

Bius sukma merasuki sudut-sudut kalbu
Menggugurkan kelopak melati utusan dari sang rindu
Gulana tumbuh dengan duri-duri dari sang mawar
Meracuni gairah bagi para pecinta sejati, bagai khamar

Malam mencekam, masih menyimpan sejuta misteri 
Penghuni kegelapan masih bermain  dengan kehampaan
Perempuan Cemas tetap mengubur rahasianya
Di dalam lembah-lembah kehancuran yang sunyi
Tanpa nyanyian serangga malam
Sampai subuh habis dengan sendirinya.




4 comments: