Saturday, May 7, 2016

Tidak Perawan

Photo by Julia Aurora 

Andai kau tak merayu --dengan setengah memaksa

Andai rasa penasaranku tak melaju --deras semena-mena

Mungkin khayalan tentang itu masih menjadi sebatas khayalan

Mungkin aku masih menjadi peyempuan polos kesayangan.


Batin jelas-jelas menentang

Raga pusing bukan kepalang

Diam bukanlah kode setuju.



Situasi ini hanya kami yang paham:

Tahu ini terlarang, tapi hasrat dewasa tak bisa bohong

Tahu ini tak boleh, tapi ada perasaan aneh; 


Takut dia kecewa karena tak bisa memenuhi permintaannya.


Siapalah yang waras berada dalam kamar

Berdua dengan yang tercinta, 

Bercumbu sampai meleleh,

Lalu dia meminta lebih saat aku tak lagi berada di bumi?


Belum pernah harusnya bisa menyelamatkanku

Aset ini sungguh berharga --tiada cadangannya

Tapi, atas nama kebodohan berbalut cinta dan pengorbanan, aku pasrah.


Menyesal? Pasti

Sesal terukir di palung jiwa terdalam

Entah sampai kapan rasa sesal itu bersemayam

Yang pasti, yang pertama akan menancapkan hal yang dalam --terlepas dia pergi atau tidak.


Persoalannya yang kini mengganggu pikiran:

Ada diantara mereka yang jika mencari istri harus perawan

What the...

Syukur-syukur jika mereka juga masih perjaka.


Kenapa orang-orang menilai peyempuan tidak perawan lebih rendah dari lelaki tidak perjaka?

Adilkah?

Keduanya sama-sama telah melakukan seks pranikah, atau bila tak keberatan kita sebut saja dosa

Kenapa dibedakan?

Mentang-mentang tidak perawan bisa dirasakan perbedaannya dibanding tidak perjaka.


Sudah, kita tak usah bergelut dengan mereka yang hanya menyoalkan selembar selaput,

Seolah itulah satu-satunya sumber kebahagiaan --dalam rumah tangga.

Padahal, pandai memasak, menyenangkan, berahlak baik, patuh dan taat, pengertian dan pintar

adalah hal-hal yang kelak (bisa jadi) lebih penting dari persoalan perawan atau tidak perawan.

Kenapa? Karena hal-hal diatas akan lelaki rasakan seumur hidup bersama pasangannya. 

Tidak terbatas pada satu malam saja.


Mari, fokus saja pada perbaikan diri

Tidak perawan bukanlah alasan untuk bebas berbuat itu lagi

Apalagi jika sampai berpikir "sudah terlanjur hancur"

No, no, no. Itu pemikiran yang keliru.


Jangan (semakin) hancurkan dirimu dalam kehancuran

Di luar sana ada lelaki yang cukup dewasa

Untuk tidak menyoalkan selaput darah dan akan menerima kita seutuhnya

Percayalah!

No comments:

Post a Comment